Tugas Psikologi pendidikan 2012
Jumat, 07 Juni 2013
Revisi Tugas Observasi PDDK : E-Learning
Tugas Observasi E-Learning
Oleh: Kelompok 6
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah: SMA Methodist-2 Medan
Alamat Sekolah: Jalan MH Thamrin no 96, 20212, Medan
Telepon: (061) 4565281, 4563662, 4558540
Uang Sekolah: Rp. 480.000,-
Konsep E-learning:
1. Ada mata pelajaran TIK yang menggunakan komputer sebagai media belajar.
2. Ada beberapa mata pelajaran dengan topik tertentu yang memperbolehkan murid untuk menggunakan laptop selama topik dibahas. (tergantung guru ajar yang masuk)
3. Beberapa guru yang sudah mulai memanfaatkan Power Point dalam mengajar.
Konsep E-learning sudah digunakan oleh sekolah ini sejak tahun 2006
B.Uraian Aktivitas Observasi
Hari pelaksanaan: Jumat, 10 Mei 2013
Waktu pelaksanaan: 10.00 – 11.30
Pembagian Tugas:
ü Benny Chang (12-023)= Wawancara
ü Muhammad Saif (12-027)= Wawancara
ü Juliana Eka (12-055)= Observasi ke ruang TIK + kelas
ü Asri Kahfi K. (12-089)= Wawancara
ü Nuovi Adeline (12-099)= Observasi ke ruang TIK + kelas
Narasumber:
ü Bob Saragih, SE, MSc (WAKA I)
ü J.B.H Malaoe, ST. (Guru Mata Pelajaran Fisika)
ü Elys, MSc. (Guru Mata Pelajaran Biologi)
ü Hendy, ST (Guru Mata Pelajaran TIK)
ü Darling Febriani (siswi kelas XI IPA 5)
ü Cynthia Wiem (siswi kelas XI IPA 5)
ü Billy Darwis (siswa kelas XI IPA 5)
C.Laporan Hasil Observasi
I.Pendahuluan
Peradaban manusia yang semakin maju dan berkembang membuat ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu hal yang paling berkembang di zaman globalisasi ini. Saat ini, umat manusia cenderung dengan teknologi, baik dalam dunia bisnis mereka, pendidikan, pertemanan, dan sebagainya. Dunia pendidikan adalah salah satu bagian dari diri manusia yang berkembang sangat pesat dikarenakan adanya teknologi, salah satu bentuknya adalah e-learning. Menyadari hal itu, dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan, topik yang diangkat untuk penelitian ini adalah “Observasi Penggunaan E-Learning di Sekolah”
Tanpa dipungkiri lagi, dunia pendidikan sekarang ini tidak pernah luput dari yang namanya teknologi. Dari tahun ke tahun, dunia pendidikan semakin dimodifikasi dan disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Bahkan dalam hal mengembangkan pendidikan saja, juga menggunakan teknologi-teknologi penelitian termutakhir, Contohnya saja pada tahun 90-an, sekolah-sekolah belum menggunakan komputer sebagai salah satu media belajar. Berbeda pada awal 2000-an dimana sedikit demi sedikit komputer sudah diperkenalkan dalam dunia pendidikan dan digunakan sebagai media belajar. Semakin berkembangnya zaman, kita sendiri tahu bahwa sekarang ini, hampir setiap sekolah (walaupun tidak semuanya) telah menggunakan komputer sebagai salah satu media belajarnya. Baik sebagai salah satu mata pelajaran praktikum, digunakan dalam membuat tugas, bahkan sebagai media berkomunikasi dengan guru maupun teman sebaya. (Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan). Ini lah mengawali e-learning.
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru-guru yang menggunakan konsep e-learning dalam mengajar dan beberapa siswa Methodist-2 Medan. Sekolah ini dipilih karena teknologi yang disediakan sudah cukup memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep e-learning yang digunakan sekolah ini dengan dukungan teori-teori dari motivasi belajar, teori belajar, orientasi belajar, serta manajemen kelas.
II. Landasan Teori
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif pada semakin terbukanya dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus ruang dan waktu. Adapun dampak negatifnya adalah masuknya nilai, norma, aturan dan moral kehidupan negara luar ke dalam negeri ini. Menghadapi kenyataan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya. Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral, maupun agama peserta didik; juga mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata. Adapun peran pengajar disini adalah berusaha mengarahkan peserta didik agar mampu memaksimalkan pengetahuan dan keterampilannya.
Menurut buku Santrock, jika murid ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian yang integral dari sekolah dan pelajaran di kelas. Orang menggunakan komputer, bolpoin, surat, dan telepon untuk berkomunikasi. Hal ini merupakan revolusi teknologi. Masyarakat masih mengandalkan beberapa keahlian non-teknologi mendasar seperti keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, berpikir mendalam, berpikir kreatif, dan bersikap positif. Akan tetapi, di dunia yang kini berorientasi pada teknologi, kompetensi orang makin ditantang dan diperluas dengan cepat (Bitter & Pierson; Collis & Sakamoto, 1996; Nickerson, 2000).
Karena alasan-alasan itulah, banyak sekolah yang sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran siswa-siswinya. Pemanfaatan teknologi inilah yang mengawali adanya e-learning saat ini.
E-learning adalah metode pembelajaran yang bersentuhan dengan teknologi. E-learning sendiri dapat dibedakan menjadi:
Offline
Online
Langsung
Tidak langsung
Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran mempunyai kaitan yang erat dengan teori-teori psikologi pendidikan. Beberapa teori yang akan dibahas pada kesempatan kali ini yaitu:
I.Teori Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Ada beberapa perspektif dalam teori motivasi, antara lain:
a.Perspektif Behavioral
Perspektif Behavioral menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci motivasi murid.
b.Perspektif Humanistis
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas-kualitas positif mereka. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow yang mengemukakan Hierarki Kebutuhan Maslow.
c.Perspektif Kognitif
Perspektif Kognitif menekankan pada pemikiran dan minat murid dalam memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka, dan keyakinan mereka terhadap kemampuan yang mereka miliki.
d.Perspektif Sosial
Pada perspektif ini, kebutuhan afiliasi dianggap akan mempengaruhi motivasi murid, di mana murid yang mempunyai hubungan yang penuh perhatian dan suportif biasanya akan memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah.
II. Teori Belajar
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yanhg diperoleh melalui pengalaman. Beberapa pendekatan untuk pembelajaran:
a.Behaviorial yaitu pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental.
Dua pandangan pembelajaran Behaviorisme:
·Pengkondisian Klasik, yaitu bentuk pembelajaran asosiatif, di mana stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus bermakna untuk menghasilkan respon yang sama.
·Pengkondisian Operan, yaitu bentuk pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku akan mengubah peluang perilaku tersebut untuk diulang. Dalam pengkondisian operan, ada dikenal beberapa imbalan atau konsekuensi perilaku seperti positive reinforcement, negative reinforcement, positive punishment, dan negative punishment.
b.Kognitif yaitu pandangan bahwa perilaku dijelaskan melalui proses berpikir manusia. Kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan-hubungan teruta,a hubungan antara bagian dengan keseluruhan.
·Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development)
Jean Piaget berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan yang dilalui siswa (tahapan Piaget: Sensorimotor, Preoperasional, Operasional Konkrit, dan Operasional Formal)
·Kognitif Sosial Albert Bandura
Menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, serta faktor perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran.
Albert Bandura mengeluarkan teori pembelajaran observasional (imitasi/modeling) yaitu pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.
III. Humanistik yaitu pandangan yang berpendapat bahwa dalam memahami perilaku seseorang kita harus melihat dari sudut perilaku yang dikeluarkan bukan dari sudut pandang pengamat.
Beberapa tokoh Humanistik dan Teorinya:
· Combs à kita dapat memahami perilaku seseorang dengan memahami dunia persepsi orang tersebut.
·Abraham Maslow à perilaku didasari hirarki kebutuhan manusia, di mana manusia berusaha untuk mengaktualisasi diri
·Carl Rogers à mengemukakan experimental learning, yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa.
IV. Orientasi Belajar
Orientasi belajar adalah cara yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
· Teacher Centered Learning (TCL)
strategi teacher centered lebih berorientasi pada konten (content oriented) dan guru menjadi pusat pembelajaran, di mana proses belajar dipahami sebagai proses mentransfer informasi. Dalam kaitannya dengan e-learning, biasanya e-learning offline menggunakan strategi ini.
· Student Centered Learnig (SCL)
Orientasi strategi student centered learning lebih menekankan pada terjadinya kegiatan belajar oleh siswa, atau berorientasi pada pembelajaran (learning oriented). Dengan kata lain, para pengajar atau guru bukan lagi sebagai pusat pemberi informasi akan tetapi guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
V.Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas untuk aktivitas belajar-mengajar sangatlah perlu dilakukan agar pembelajaran yang terjadi dapat maksimal dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Beberapa gaya penataan kelas:
·Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
·Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
·Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (tiga atau empat orang) duduk di bangku namun tidak berhadapan langsung satu sama lain.
·Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
·Gaya kluster: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan orang) bekerja dalam kelompok kecil.
III. Pelaksanaan Observasi
Kami berangkat menuju lokasi sekitar jam 09.30 dari kampus dan tiba di lokasi sekitar jam 09.45. Setelah mengurus surat-surat dan sebagainya, masing-masing dari kami langsung melakukan tugas yang telah kami masing-masing yang telah dibagi agar waktu yang kami gunakan efektif. Proses Observasi yang kami lakukan berlangsung dengan baik. Para guru di sekolah tersebut sangat ramah dan sangat membantu kami dalam proses observasi (dalam wawancara, misalnya). Para siswa di dalam kelas juga sangat membantu kami ketika kami melakukan observasi kelas, di mana mereka sangat tertib dan dapat belajar seperti biasa dengan kehadiran kami.
IV. Laporan Observasi
Dari wawancara dengan narasumber yang terdiri atas Wakil Kepala Sekolah SMA Methodist-2 beberapa guru ajar, dan beberapa siswa mengakui bahwa:
Penggunaan e-learning di sekolah ini masih belum begitu berkembang dikarenakan adanya peraturan sekolah yang melarang siswa membawa teknologi komunikasi. Menurut narasumber, adanya pemberlakuan keterangan tersebut dikarenakan banyak siswa-siswi yang menyalahgunakan teknologi tersebut untuk bermain game di kelas ketika pelajaran sedang berlangsung. Dari keterangan narasumber, kelompok mengasumsikan bahwa perkembangan e-learning di sekolah SMA Methodist-2 Medan terhambat karena adanya bentuk Teori Belajar Behavioral dari sekolah yang melakukan negative punishment yaitu dengan adanya peraturan sekolah yang melarang siswa membawa teknologi komunikasi.
Para narasumber mengatakan bahwa penggunaan e-learning di dalam sekolah sejauh ini lebih berupa program offline, yakni melalui Power Point. Banyak guru ajar yang memilih metode ini karena siswa akan diperlihatkan langsung beberapa gambar interaktif, video, dan audio yang akan mendukung materi pelajaran. Dari keterangan narasumber dan juga ditambahkan fakta yang kelompok lihat di dalam kelas, kelompok dapat mengasumsikan bahwa orientasi belajar penggunaan e-learning sekolah SMA Methodist-2 Medan masih cenderung Teacher Learned Centered, di mana guru akan menjadi pusat pemberi informasi. Begitu pula manajemen kelas untuk penggunaan e-learning yang cenderung bergaya auditorium karena disesuikan dengan metode presentasi dari para guru.
Salah seorang narasumber, yaitu Pak Hendy, ST yang merupakan guru Mata Pelajaran TIK yang juga bertindak sebagai pengurus website sekolah: www.methodist2mdn.sch.id, mengakui bahwa dari traffic website tersebut hampir seluruh siswa-siswi SMA Methodist-2 Medan membuka forum sekolah setiap harinya. Berkaitan dengan keterangan Beliau tersebut dapat diasumsikan bahwa motivasi siswa dalam mencoba atau mengikuti e-learning cenderung tinggi.
Murid-murid yang kami wawancarai berkaitan dengan alasan murid-murid mau mengakses forum sekolah, banyak di antara mereka yang mengaku bahwa forum sekolah sangat efektif dalam memenuhi kebutuhan berdiskusi materi belajar namun ada juga yang mengakui bahwa mereka dapat mengobrol dengan teman-teman sekelas mereka. Dari keterangan para siswa, kelompok mengasumsikan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti e-learning adalah karena adanya kebutuhan siswa (dijelaskan melalui teori Motivasi Humanistik) dan adanya kebutuhan afiliasi (dijelaskan melalui teori Motivasi Sosial)
V. Evaluasi
Tugas observasi ini seharusnya sudah ditugaskan sejak awal masuknya kami ke semester dua ini, namun karena adanya beberapa halangan sepertinya banyaknya tugas dari mata kuliah lain dan adanya ujian tengah semester yang membuat kami kurang mempunyai waktu untuk mendiskusikan dan merencanakan observasi ini maka tugas ini pun sempat terbengkalai. Akhirnya setelah selesai UTS pada bulan Mei, kelompok baru merencanakan dan mengerjakan tugas ini.
Perencanaan awal yang dilakukan sudah cukup matang dan terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya terjadi beberapa penyimpangan. Misalnya observasi yang diharapkan dapat dilaksanakan di dalam kelas selama setengah jam penuh hanya diizinkan sekolah selama 15 menit. Hal ini menyebabkan kami keteteran dalam mengumpulkan informasi melalui pengamatan kami yang terburu-buru.
Namun, secara keseluruhan, observasi ini telah berjalan dengan lancar dan sangat memuaskan karena kelompok sangat terbantu dengan para narasumber yang bersedia memberikan informasi lebih.
D. Rangkuman Hasil Observasi
Dari tugas observasi di sekolah SMA METHODIST-2 Medan, kelompok dapat menyimpulkan bahwa konsep e-learning di sekolah saat ini masih tergolong belum maju. Hal ini mungkin karena disebabkan oleh beberapa hal yang menurut pihak sekolah akan menganggu aktivitas pembelajar, seperti siswa akan bermain game di dalam kelas. Adapun kaitannya dengan teori-teori yang telah kami pelajari, yaitu didapati bahwa:
Dari keterangan narasumber, kelompok mengasumsikan bahwa perkembangan e-learning di sekolah SMA Methodist-2 Medan terhambat karena adanya bentuk Teori Belajar Behavioral dari sekolah yang melakukan negative punishment yaitu dengan adanya peraturan sekolah yang melarang siswa membawa teknologi komunikasi.
Dari keterangan narasumber dan juga ditambahkan fakta yang kelompok lihat di dalam kelas, kelompok dapat mengasumsikan bahwa orientasi belajar penggunaan e-learning sekolah SMA Methodist-2 Medan masih cenderung Teacher Learned Centered, di mana guru akan menjadi pusat pemberi informasi. Begitu pula manajemen kelas untuk penggunaan e-learning yang cenderung bergaya auditorium karena disesuikan dengan metode presentasi dari para guru.
Diasumsikan bahwa motivasi siswa dalam mencoba atau mengikuti e-learning cenderung tinggi mengingat adanya pengakuan website sekolah diakses hampir semua siswa setiap harinya.
Dari pengakuan siswa SMA Methodist-2 Medan, kelompok mengasumsikan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti e-learning adalah karena adanya kebutuhan siswa (dijelaskan melalui teori Motivasi Humanistik) dan adanya kebutuhan afiliasi (dijelaskan melalui teori Motivasi Sosial)
E. Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi
1. Benny Chang (12-023)
Ini baru pengalaman pertama saya melakukan tugas observasi ke sekolah-sekolah, meskipun awalnya saya agak grogi karena sedang mengobservasi murid-murid yang umurnya lebih muda dua tahun dibandingkan dengan saya, namun seiring berlalunya waktu saya merasa nyaman berada di sekeliling mereka dan mulai mengobservasi apa-apa saja yang dilakukan mereka ketika sedang belajar dan juga bertanya-tanya apakah mereka lebih mengerti dengan yang diajarkan oleh guru yang menggunakan Power Point dibandingkan papan tulis manual. Pengalaman saya ketika mengobservasi dan mewawancarai beberapa murid sangat menyenangkan bagiku karena memberikan pengalaman-pengalaman baru yang berguna untuk di masa yang akan datang dan menurut saya tugas mengobservasi ini sangat bagus karena melatih kemampuan mahasiswa dalam tanya jawab atau wawancara serta melatih keberanian.
2. Muhammad Saif (12-027)
Dari hasil observasi ini, banyak hal-hal baru yang saya dapatkan dari interaksi murid-murid di sana. Salah satunya adalah di mana penggunaan internet dalam pencarian informasi pendidikan untuk proses pembelajaran sudah dilakukan secara maksimal tampak dari murid-muridnya yang memahami konsep pembelajaran yang lebih baik.
3. Juliana Eka Putri (12-055)
Tugas observasi ini membantu saya dan teman-teman memahami landasan teori yang dipelajari di kelas. Saya mendapat pengalaman meninjau proses belajar-mengajar dan melakukan wawancara walaupun hanya dalam waktu singkat
4. Asri Kahfi Kasura (12-089)
Menurut saya kegiatan ini sangat asyik karena wawasan yang telah saya dapatkan dapat diaplikasikan langsung dengan mengamati proses belajar di sekolah ini. Kerja kelompok juga sangat kompak karena kita dapat memilih anggota kelompok kita sendiri sehingga waktu pengerjaan pun sangat efektif dan efisien. Dari observasi yang kami lakukan, saya mendapati bahwa e-learning masih belum begitu diterapkan di sekolah ini.
5. Nuovi Adeline (12-099)
Saya belajar banyak melalui tugas observasi yang kami lakukan di sekolah SMA METHODIST-2 Medan di mana saya belajar untuk bekerja sama dengan teman-teman sekelompok di dalam pembagian tugas, melakukan pengamatan dan mengamati proses belajar yang dilakukan siswa dengan cermat untuk menarik informasi yang diperlukan. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dari tugas ini.
Rabu, 15 Mei 2013
Selasa, 14 Mei 2013
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
suraan & Rizzo, ABK : Anak yang memiliki perbedaan dalam
beberapa dimensi dari fungsi kemanusiaanya. mereka adalah secara fisik,
psikologis, kognitif, atau sosial, terhambat dalam mencapai
tujuan/kebutuhan dan pootensinya secara maksimal sehingga memerlukan
penanganan yang terlatih dari tenaga profesional.
Mangunsong, ABK : Anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan
khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaanya secara utuh akibat
adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainya. Dimana
perbedaanya meliputi ciri-ciri mental, kemampuan sensorik, fisik dan
neuromuskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi,
ataupun kombinasi 2 atau lebih dari berbagai hal tersebut.
JENIS-JENIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus
Setelah dilakukan beberapa deteksi tumbuh kembang di atas, orang tua maupun pendidik dapat mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan anak.
Adabeberapa kategori anak berkebutuhan khusus yang dapat diindentifkasi. Adapun jenis kategori tersebut antara lain :
a. Anak dengan gangguan penglihatan (Tuna Netra)Tuna netra adalah gangguan daya penglihatan, berupa kebutaanmenyeluruh atau sbagian, dan walaupun mereka telah diberipertolongan alat bantu khusus mereka masih tetap mendapatPendidikan khusus.Kehilangan kemampuan penglihatan adalah suatu kondisidimana fungsi penglihatannya mengalami penurunan mulai dari derajatyang ringan hingga yang paling berat.
Ada dua kategori besar yangtergolong dengan kehilangan kemampuan penglihatan yaitu:
1)Low
vision yaitu, orang yang mengalami kesulitan untukmenyelesaikan
tugas-tugasnya yang berkaitan dengan penglihatannamun dapat
menyelesaikan tugas tersebut dengan menggunakan strategi pendukung
penglihatan, melihat dari dekat, penggunaanalat-alat bantu dan juga
modifikasi lingkungan sekitar.
2) Kebutaan yaitu, orang yang kehilangan kemampuan penglihatanatau hanya memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya cahayaatau tidak.
Penyebab terjadinya kehilangan kemampuan penglihatan adalahkarena adanya permasalahan pada struktur atau fungsi dari mata.
Ciri-ciri Tuna Netra :Anak-anak dengan gangguan penglihatan dapat dietahui dengan cirri-ciri berikut- Tidak mampu melihat- Tidak mampu mengenali pada jarak 6 meter- Kerusakan nyata pada kedua bola mata- Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan- Mengalami kesulitan saat mengambil benda kecil di sekitarnya- Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering- Peradangan hebat pada kedua bola mata- Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak, antara lain mata bergoyang-goyang terus
2) Kebutaan yaitu, orang yang kehilangan kemampuan penglihatanatau hanya memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya cahayaatau tidak.
Penyebab terjadinya kehilangan kemampuan penglihatan adalahkarena adanya permasalahan pada struktur atau fungsi dari mata.
Ciri-ciri Tuna Netra :Anak-anak dengan gangguan penglihatan dapat dietahui dengan cirri-ciri berikut- Tidak mampu melihat- Tidak mampu mengenali pada jarak 6 meter- Kerusakan nyata pada kedua bola mata- Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan- Mengalami kesulitan saat mengambil benda kecil di sekitarnya- Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering- Peradangan hebat pada kedua bola mata- Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak, antara lain mata bergoyang-goyang terus
b. Anak dengan gangguan pendengaran ( Tuna Rungu )
Keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi /tingkatan baikringan, sedang, berat dan sangat berat yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Ketunarunguan ini dapat digolongkan dalamkurang dengar atau tuli.Gangguan pendengaran merupakan gangguan yang menghambatproses informasi bahasa melalui pendengaran, dengan maupun tanpa alatpengeras, bersifat permanen maupun sementara, yang mengganggu prosespembelajaran anak.
Penyebab gangguan pendengaran terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1) Faktor genetik. Pengaruh genetik dapat menyebabkan cacat tulang telingabagian tengah, sehingga mengakibatkan berkurangnya pendengaran.
2) Faktor lingkungan/pengalaman. Lingkungan yangmempengaruhipendengaran biasanya berupa serangan penyakit, misalnya campak,radang telinga, pemakaian obat-obatan,trauma suara terlalu keras. \
Anak dengan gangguan pendengaranBerdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi,
ketunarunguan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Ketunarunguan ringan, yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyidengan intensitas 20-40 dB (decibel, disingkat dB, ukuran untuk intensitas/tekananpada bunyi)). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara,mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
2. Ketunarunguan sedang, yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyidengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpamemperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalamsuasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
3. Ketunarunguan berat, yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyidengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bilamemperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normalpraktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantudengar.
4.Ketunarunguan parah , yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyidengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Percakapan normal tidak mungkinbaginya, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu, sangatbergantung pada komunikasi visual.Ciri-ciri Tuna Rungu :
Keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi /tingkatan baikringan, sedang, berat dan sangat berat yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Ketunarunguan ini dapat digolongkan dalamkurang dengar atau tuli.Gangguan pendengaran merupakan gangguan yang menghambatproses informasi bahasa melalui pendengaran, dengan maupun tanpa alatpengeras, bersifat permanen maupun sementara, yang mengganggu prosespembelajaran anak.
Penyebab gangguan pendengaran terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1) Faktor genetik. Pengaruh genetik dapat menyebabkan cacat tulang telingabagian tengah, sehingga mengakibatkan berkurangnya pendengaran.
2) Faktor lingkungan/pengalaman. Lingkungan yangmempengaruhipendengaran biasanya berupa serangan penyakit, misalnya campak,radang telinga, pemakaian obat-obatan,trauma suara terlalu keras. \
Anak dengan gangguan pendengaranBerdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi,
ketunarunguan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Ketunarunguan ringan, yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyidengan intensitas 20-40 dB (decibel, disingkat dB, ukuran untuk intensitas/tekananpada bunyi)). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara,mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
2. Ketunarunguan sedang, yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyidengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpamemperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalamsuasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
3. Ketunarunguan berat, yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyidengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bilamemperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normalpraktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantudengar.
4.Ketunarunguan parah , yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyidengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Percakapan normal tidak mungkinbaginya, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu, sangatbergantung pada komunikasi visual.Ciri-ciri Tuna Rungu :
1. Tidak mampu dengar
2. Terlambat perkembangan bahasa
3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
4. Kurang / tidak tanggap bila diajak bicara
5. Ucapan kata tidak jelas
6. Kualitas suara aneh/monoton.
7. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
8. Banyak perhatian terhadap getaran
9. Keluar nanah dari kedua telinga
10. Terdapat kelainan organis telinga
c. Anak retardasi mental( Tuna Garhita )
Adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawahintelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70.
Tunagrahita dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok :
1. Kelompok mampu didik, IQ 68-782. Kelompok mampu latih, IQ 52-553. Kelompok mampu rawat, IQ 30-40Tunagrahita adalah kondisi kelainan/keterbelakangan mental, (retardasimental) atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu, yang disebabkan olehfungsi-fungsi kognitif yang sangat lemah. Adakalanya cacat mental dibarengi dengancacat fisik sehingga disebut cacat ganda . Misalnya, cacat intelegensi yang merekaalami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat pada mata), ada juga yangdisertai dengan gangguan pendengaran.
Adanya cacat lain selain cacat intelegensi inilah yang menciptakan istilah lain untuk anak tunagrahita yakni cacat ganda.
American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak yang memilikifungsi intelektual di bawah rata-rata, terlihat memiliki kesulitan dalamperilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep,keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi padarentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun.
Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini terbagi atas:
1)Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitas darikromosom. Contohnya adalahDown Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome,Phenylketonuria,infeksi yang disebabkan oleh virus Toxoplasmosis.
2)Saat Perinatal, biasanya terjadi selama atau seketika setelah anaklahir. Anak yang lahir prematur dengan berat badanlahir rendah,sangat kecil, kekurangan oksigen pada waktu lahir, penggunaanalat bantu sepertiforcep yang kurang tepat.
3)Post natal, bisa saja ketika selama kehamilan dan saat kelahirananak tidak mengalami gangguan apapun namun setelah itu anakterkena radang otak seperti encephalitis, keracunan timbal dangangguan lain yang menyebabkan kerusakan otakmaka kondisi inidapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.Ciri-ciri Tuna GrahitaPenampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besarTidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usiaPerkembangan bicara/bahasa terlambatTidak ada/kurang sekalai perhatiannya terhadap lingkungan (pandangankosong),Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
2. Terlambat perkembangan bahasa
3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
4. Kurang / tidak tanggap bila diajak bicara
5. Ucapan kata tidak jelas
6. Kualitas suara aneh/monoton.
7. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
8. Banyak perhatian terhadap getaran
9. Keluar nanah dari kedua telinga
10. Terdapat kelainan organis telinga
c. Anak retardasi mental( Tuna Garhita )
Adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawahintelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70.
Tunagrahita dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok :
1. Kelompok mampu didik, IQ 68-782. Kelompok mampu latih, IQ 52-553. Kelompok mampu rawat, IQ 30-40Tunagrahita adalah kondisi kelainan/keterbelakangan mental, (retardasimental) atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu, yang disebabkan olehfungsi-fungsi kognitif yang sangat lemah. Adakalanya cacat mental dibarengi dengancacat fisik sehingga disebut cacat ganda . Misalnya, cacat intelegensi yang merekaalami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat pada mata), ada juga yangdisertai dengan gangguan pendengaran.
Adanya cacat lain selain cacat intelegensi inilah yang menciptakan istilah lain untuk anak tunagrahita yakni cacat ganda.
American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak yang memilikifungsi intelektual di bawah rata-rata, terlihat memiliki kesulitan dalamperilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep,keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi padarentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun.
Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini terbagi atas:
1)Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitas darikromosom. Contohnya adalahDown Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome,Phenylketonuria,infeksi yang disebabkan oleh virus Toxoplasmosis.
2)Saat Perinatal, biasanya terjadi selama atau seketika setelah anaklahir. Anak yang lahir prematur dengan berat badanlahir rendah,sangat kecil, kekurangan oksigen pada waktu lahir, penggunaanalat bantu sepertiforcep yang kurang tepat.
3)Post natal, bisa saja ketika selama kehamilan dan saat kelahirananak tidak mengalami gangguan apapun namun setelah itu anakterkena radang otak seperti encephalitis, keracunan timbal dangangguan lain yang menyebabkan kerusakan otakmaka kondisi inidapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.Ciri-ciri Tuna GrahitaPenampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besarTidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usiaPerkembangan bicara/bahasa terlambatTidak ada/kurang sekalai perhatiannya terhadap lingkungan (pandangankosong),Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
d. Anak dengan kelainan fisik ( Tuna Daksa)
Merupakan gangguan fisik yang berkaitan dengan tulang, otot, sendi dan sistempersarafan, sehingga memerlukan pelayanan khusus. Salah satu contoh adalahCerebral Palsy.
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaanyang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dangangguan fungsi saraf lainnya.
CP bukan merupakan penyakit dan tidak bersifatprogresif (semakin memburuk)
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat bayi masihberada dalam kandungan, proses persalinan berlangsung, bayi baru lahir, anakberumur kurang dari 5 tahun.
Akan tetapi kebanyakan penyebabnya tidak diketahui.Sebagian lagi kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otaksebelum, selama dan segera setelah bayi lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadapCP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum ‘berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkanoksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.
Gangguan ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar dangerakan halus dari seseorang. Gangguan ini bisa bersifat ringanhingga yang berat.Contoh Tuna Daksa lainnya adalah :
1. Kelainan bawaan yang menyebabkan terjadinya telapak kakirata, jumlah anggota tubuh yang tidak lengkap atau berlebih.
2. Penyakit seperti poliomyelitis, TBC tulang dll
3.Penyebab lain seperti gangguan neurologis dan lingkungan,yang menyebabkan cerebral palsy, spina bifida, amputasi,retak atau terbakar).
Cerebral palsy merupakan gangguanpada fisik yang cukup banyak dikenal orang. Jenis-jenis dariCerebral Palsy adalah: Anak dengan kelainan fisik / Tuna DaksaCiri-ciri Tuna Daksa
1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
2. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
3. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil daribiasa,
Merupakan gangguan fisik yang berkaitan dengan tulang, otot, sendi dan sistempersarafan, sehingga memerlukan pelayanan khusus. Salah satu contoh adalahCerebral Palsy.
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaanyang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dangangguan fungsi saraf lainnya.
CP bukan merupakan penyakit dan tidak bersifatprogresif (semakin memburuk)
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat bayi masihberada dalam kandungan, proses persalinan berlangsung, bayi baru lahir, anakberumur kurang dari 5 tahun.
Akan tetapi kebanyakan penyebabnya tidak diketahui.Sebagian lagi kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otaksebelum, selama dan segera setelah bayi lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadapCP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum ‘berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkanoksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.
Gangguan ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar dangerakan halus dari seseorang. Gangguan ini bisa bersifat ringanhingga yang berat.Contoh Tuna Daksa lainnya adalah :
1. Kelainan bawaan yang menyebabkan terjadinya telapak kakirata, jumlah anggota tubuh yang tidak lengkap atau berlebih.
2. Penyakit seperti poliomyelitis, TBC tulang dll
3.Penyebab lain seperti gangguan neurologis dan lingkungan,yang menyebabkan cerebral palsy, spina bifida, amputasi,retak atau terbakar).
Cerebral palsy merupakan gangguanpada fisik yang cukup banyak dikenal orang. Jenis-jenis dariCerebral Palsy adalah: Anak dengan kelainan fisik / Tuna DaksaCiri-ciri Tuna Daksa
1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
2. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
3. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil daribiasa,
4. Terdapat cacat pada alat gerak,
5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
6. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normala
5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
6. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normala
Rabu, 01 Mei 2013
sepotong kisah Abigail Dan Britany Hansel, gadis kembar siam super yang pantang menyerah
Ketika si kembar siam Abigail dan Brittany Hensel lahir pada 7 Maret 1990 lalu, mereka diprediksi tak akan berumur panjang. Tim dokter di sebuah rumah sakit Minnesota, AS memberitahu orangtua si kembar, Patty (46) dan Mike (47) kemungkinan yang terburuk. Mendengar itu Patty dan Mike hanya bisa pasrah. Patty tidak tahu jika dia hamil anak kembar, apalagi dari satu telur yang berkembang tak sempurna. Tetapi prediksi para dokter ternyata salah. Bayi perempuan ’berkepala dua’ itu bertahan hidup hingga sekarang di usia 22.
Abby, panggilan Abigail, dan Brittany adalah kembar siam langka. Hanya satu kembar dari setiap 40 ribu anak kembar yang menjadi kembar siam. Lantas, hanya satu persen yang bertahan di tahun pertamanya. Sangat sedikit kembar siam yang bertahan hidup hingga dewasa tanpa terpisahkan. Dibanding kembar siam lainnya, Abby dan Brittany bertubuh sempurna seperti satu orang dengan dua kepala. Mereka memiliki dua leher dan dua tulang belakang yang menyatu di bagian tengah. Punggung dan badan bagian atas agak lebar. Mereka memiliki dua payudara. Dari pinggang ke bawah, mereka tampak seperti satu orang normal.
Mereka juga punya dua jantung, dua pasang paru-paru, satu liver, dua perut, tiga ginjal, dua kandung kemih (salah satunya kecil), dan iga normal untuk satu manusia. Sistem sirkulasi mereka bersatu, namun dengan sistem saraf terpisah. Dari pinggang ke bawah semua organnya menyatu, termasuk saluran kencing, kandung kemih, dan organ-organ reproduksi.
Kelahiran Abby dan Brittany sempat menjadi pemberitaan media lokal. Keduanya makin populer di tahun 1996 saat muncul di The Oprah Winfrey Show dan menjadi cover Life Magazine.
Si kembar belajar di sebuah sekolah gereja swasta. Setiap kali menjemput, Patty punya ritual khusus memeluk dan mencium keduanya. ”Saya mencium masing-masing, lantas memeluk. Mereka anak-anak paling cantik di dunia,” katanya.
Keluarga, sekolah, maupun warga di sekitar mereka memperlakukan mereka dengan normal. Karena itu, kepribadian Abby serta Brittany berkembang dengan normal. Bahkan, mereka punya banyak teman.
Keduanya baru setuju tampil lagi di depan media saat berusia 16 tahun. Saat diwawancarai oleh TLC (The Learning Channel), Brittany berusaha menerangkan bahwa dia dan saudarinya adalah dua orang yang berada dalam satu tubuh.
Setelah wawancara itu, mereka tak banyak diekspos lagi. Mereka baru ‘muncul’ bulan Agustus 2012 dalam film dokumenter berjudul ’Abby and Brittany’ yang tayang di TLC. Si kembar lulus dari Bethel University di Minnesota, mencari kerja, dan bepergian keliling Eropa bersama teman-temannya.
Abby dan Brittany tentu memiliki kepribadian dan selera berbeda. Abby cenderung lebih ceria dan keras kepala. Sementara Brittany lebih lunak, namun sangat pintar melucu. Saat sarapan, Brittany hanya mau minum susu. Sedangkan saudaranya suka sekali jus jeruk.
Mereka berkompromi setiap saat, seumur hidupnya. Abby menggerakkan sisi tubuh kanan sementara Brittany sebelah kiri untuk menjaga keseimbangan dan melakukan hal-hal yang mungkin biasa bagi orang lain.
Meskipun Brittany (si kembar di kiri) tidak bisa merasakan sisi kanan tubuhnya dan Abby (yang berada di kanan) tidak bisa merasakan sisi tubuh kiri, secara insting kaki dan tangan mereka bisa berkoordinasi. Mereka terlihat seperti satu orang saja.
Di sekolah, keduanya menyukai mata pelajaran berbeda. Keduanya mengambil mata kuliah berbeda dan saat ujian mengerjakan kertas ujian sendiri-sendiri. ”Mereka menjawab secara berbeda dan berpikir secara terpisah. Nilai mereka pun selalu berbeda,” kata guru mereka, Kevin Boozikee
Tidak mudah membesarkan anak dengan kekurangan fisik yang sangat langka seperti si kembar siam Abby dan Brittany. Beruntung, ibu mereka, Patty Hansel berusaha keras agar mereka tumbuh normal.
Tugas besar Patty adalah membuat masing-masing tumbuh dengan kepribadian mereka sendiri. Tetapi mereka harus terus bekerja sama karena berada dalam satu tubuh. Mereka harus menerima diri apa adanya dan tetap hidup bahagia.
Patty sadar, seumur hidup si kembar akan terus jadi tontonan. ”Ke mana mereka pergi selalu dipandangi. Entahlah, bagaimana mereka bisa tahan setiap hari mendapat perlakuan seperti itu,” kata seorang sahabat mereka di film dokumenter TLC.
Karenanya, Patty dan Mike selalu mendorong si kembar untuk tidak sakit hati. Patty pun selalu memperlakukan mereka sebagai dua pribadi yang berbeda.
Setiap makan, Abby dan Brittany diberi piring terpisah. Saat ke bioskop, sekalipun duduk di satu kursi, mereka membeli dua tiket. Jika ultah, selalu ada dua kue tart.
Si kembar pun terbiasa dengan hal itu. Jika si kembar harus menggunakan dua tangan, misalnya saat memotong daging, mereka baru bekerja sama. Salah satu menggunakan garpu dan lainnya menggunakan pisau. Giliran menyuap, mereka pun melakukannya bergantian.
Jika salah satu nakal, Patty dengan hati-hati memarahi yang nakal. Meskipun anak yang lain mau tak mau ikut melakukannya, sebagai orangtua dia hanya membidik yang memulai. Patty pun bersyukur si kembar tumbuh menjadi anak-anak luar biasa. Mereka menerima diri apa adanya dan bahagia.
Ramalan Tarot tentang Cinta The Temperance
Gambar : Touch Stone Tarot
Kartu tarot The Temperance (Kesederhanaan) dalam kartu tarot termasuk ke dalam kategori Arkana Mayor berangka 14. Ilustrasi dalam kartu tarot ini menampilkan sosok malaikat yang sedang mencampur & menimbang air suci kehidupan. Nampak terlihat kaki kanan menapak ke dalam air sedangkan kaki kiri menapak di daratan, hal ini melambangkan dua dunia.
Di dalam cinta kasih, ramalan tarot The Temperance menyatakan akan pentingnya keharmonisan atau keselarasan ke dua insan dalam menjalin hubungan. Untuk meraih kebahagiaan & tercapai kepentingan bersama maka ke dua insan hendaknya bisa mencipatkan keseimbangan antara hak & kewajiban juga keseimbangan antara memberi & menerima.
Kartu tarot The Temperance juga menyarankan kepada kita akan pentingnya kesabaran & keikhlasan untuk menerima apa adanya kondisi pasangan hidup kita masing-masing. Bisa jadi hubungan yang sekarang ini kurang harmonis di antara anda berdua ditimbulkan oleh ego & tuntutan yang berlebihan.
sumber: http://www.peramaltarot.com/2010_05_01_archive.html
Selasa, 30 April 2013
Jumat, 26 April 2013
pentingnya PAUD :)
Pendidikan anak untuk usia dini adalah salah satu hal yang penting. Tapi betulkah itu penting untuk anak?
Apakah anak sebaiknya langsung dimasukkan saja ke sekolah dasar?
Lantas kelebihan apa saja yang bisa diterima anak apabila anak
dimasukkan ke sekolah pendidikan anak usia dini atau PAUD?
Memberikan pendidikan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Karena dengan pendidikan merupakan modal dasar untuk anak baik itu tumbuh kembangnya dan bekal setelah anak tumbuh dewasa. Dengan pendidikan yang mencukupi maka anak akan lebih bisa untuk bertahan hidup dan mengolah segala potensi yang dimilikinya untuk bersaing di masa yang akan datang.
Tak disangsikan lagi bahwa masa yang terbaik untuk memberikan pendidikan dan stimulasi yang baik adalah ketika anak masih berumur di bawah 8 tahun. Dengan pemberian stimulasi dan pendidikan yang pas akan bisa menghasilkan anak yang life ready. Tapi masih disayangkan para orang tua masih menganggap bahwa anak masuk sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) hanya bertujuan agar anak bisa membaca dan menulis. Sehingga ketika materi ini hanya sedikit diberikan di ruang pembelajaran PAUD banyak orang tua yang mengeluhkan. "Lho bu guru kapan anak saya mau diajarkan membaca dan menulis?"
Membaca dan menulis memang penting dan perlu untuk anak. Akan tetapi para orang tua khususnya para wali murid harus memahami bahwa semua materi tersebut ada tahapannya. Ketika anak yang masih usia dini diberi pembelajaran membaca dan menulis atau bahkan CALISTUNG maka hal yang mungkin terjadi adalah nantinya anak akan merasa bosan dan jenuh. Mungkin ketika masih sekolah PAUD anak tidak akan merasa bosan. Lantas kapan anak akan merasa bosan dan jenuh? Rasa tersebut akan muncul manakala anak sudah masuk bangku sekolah dasar. Apabila diusia dini (khususnya PAUD) anak dibebani dengan materi yang itu-itu saja yaitu membaca dan menulis maka nantinya anak akan ketemu lagi pembelajaran tersebut di bangku sekolah dasar. Para bunda akan bisa menebak, lantas apa yang akan terjadi dengan anak kita? Ya.. tentunya anak akan bosan. Itu lagi itu lagi. Sehingga hal ini akan menyebabkan anak tidak akan bisa berpikir lebih cerdas dan kreatif.
Pendidikan anak untuk usia dini adalah hal yang sangat penting. Mengapa penting? Karena dalam sekolah PAUD anak akan diajarkan tentang cara mengembangkan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi.
Semua materi perkembangan tersebut tentunya tidak akan ditemui anak ketika anak masuk bangku sekolah dasar. Yang ada adalah anak akan langsung praktek sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Bahasa mudahnya adalah bahwa anak ketika sekolah PAUD maka sesungguhnya sedang belajar tentang teori dasar-dasar cara berpikir sedangkan bangku sekolah dasar adalah praktek atau menyelesaikan dari uraian masalah yang diberikan guru.
Oleh karena itu para orang tua harus menyadari apabila materi di sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) kelihatannya hanya seperti bermain. Tapi para bunda jangan khawatir karena meskipun sekilas seperti bermain sesungguhnya anak sedang membangun kerangka berpikirnya. Mengapa kerangka tersebut harus dibangun sejak anak usia dini melalui media PAUD?
Berikut alasannya
Berdasarkan kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut.
1. Anak bersifat unik.
2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan.
3. Anak bersifat aktif dan enerjik.
4. Anak itu egosentris.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.
8. Anak masih mudah frustrasi.
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
10.Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
11.Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
12.Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Dari data di atas tentunya bagi orang tua yang minim pendidikan tentang anak akan tidak efektif untuk memberikan stimulasi ataupun pendidikan yang benar apabila hanya dilakukan sendiri. Makanya salah satu tujuan didirikannya PAUD adalah untuk membantu para ibu yang menginginkan anaknya tumbuh kembang dengan baik.
Yang perlu kita ingat bahwa salah satu tujuan PAUD adalah untuk menyiapkan anak agar anak lebih siap untuk memasuki tahapan pendidikan selanjutnya yaitu bangku sekolah dasar. Anak yang lulusan PAUD maka akan lebih siap daripada anak yang tidak dikutkan dalam PAUD. Jadi keputusannya adalah bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat diperlukan anak agar anak menjadi generasi yang siap dan berprestasi
Memberikan pendidikan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Karena dengan pendidikan merupakan modal dasar untuk anak baik itu tumbuh kembangnya dan bekal setelah anak tumbuh dewasa. Dengan pendidikan yang mencukupi maka anak akan lebih bisa untuk bertahan hidup dan mengolah segala potensi yang dimilikinya untuk bersaing di masa yang akan datang.
Tak disangsikan lagi bahwa masa yang terbaik untuk memberikan pendidikan dan stimulasi yang baik adalah ketika anak masih berumur di bawah 8 tahun. Dengan pemberian stimulasi dan pendidikan yang pas akan bisa menghasilkan anak yang life ready. Tapi masih disayangkan para orang tua masih menganggap bahwa anak masuk sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) hanya bertujuan agar anak bisa membaca dan menulis. Sehingga ketika materi ini hanya sedikit diberikan di ruang pembelajaran PAUD banyak orang tua yang mengeluhkan. "Lho bu guru kapan anak saya mau diajarkan membaca dan menulis?"
Membaca dan menulis memang penting dan perlu untuk anak. Akan tetapi para orang tua khususnya para wali murid harus memahami bahwa semua materi tersebut ada tahapannya. Ketika anak yang masih usia dini diberi pembelajaran membaca dan menulis atau bahkan CALISTUNG maka hal yang mungkin terjadi adalah nantinya anak akan merasa bosan dan jenuh. Mungkin ketika masih sekolah PAUD anak tidak akan merasa bosan. Lantas kapan anak akan merasa bosan dan jenuh? Rasa tersebut akan muncul manakala anak sudah masuk bangku sekolah dasar. Apabila diusia dini (khususnya PAUD) anak dibebani dengan materi yang itu-itu saja yaitu membaca dan menulis maka nantinya anak akan ketemu lagi pembelajaran tersebut di bangku sekolah dasar. Para bunda akan bisa menebak, lantas apa yang akan terjadi dengan anak kita? Ya.. tentunya anak akan bosan. Itu lagi itu lagi. Sehingga hal ini akan menyebabkan anak tidak akan bisa berpikir lebih cerdas dan kreatif.
Pendidikan anak untuk usia dini adalah hal yang sangat penting. Mengapa penting? Karena dalam sekolah PAUD anak akan diajarkan tentang cara mengembangkan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi.
Semua materi perkembangan tersebut tentunya tidak akan ditemui anak ketika anak masuk bangku sekolah dasar. Yang ada adalah anak akan langsung praktek sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Bahasa mudahnya adalah bahwa anak ketika sekolah PAUD maka sesungguhnya sedang belajar tentang teori dasar-dasar cara berpikir sedangkan bangku sekolah dasar adalah praktek atau menyelesaikan dari uraian masalah yang diberikan guru.
Oleh karena itu para orang tua harus menyadari apabila materi di sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) kelihatannya hanya seperti bermain. Tapi para bunda jangan khawatir karena meskipun sekilas seperti bermain sesungguhnya anak sedang membangun kerangka berpikirnya. Mengapa kerangka tersebut harus dibangun sejak anak usia dini melalui media PAUD?
Berikut alasannya
Berdasarkan kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut.
1. Anak bersifat unik.
2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan.
3. Anak bersifat aktif dan enerjik.
4. Anak itu egosentris.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.
8. Anak masih mudah frustrasi.
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
10.Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
11.Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
12.Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Dari data di atas tentunya bagi orang tua yang minim pendidikan tentang anak akan tidak efektif untuk memberikan stimulasi ataupun pendidikan yang benar apabila hanya dilakukan sendiri. Makanya salah satu tujuan didirikannya PAUD adalah untuk membantu para ibu yang menginginkan anaknya tumbuh kembang dengan baik.
Yang perlu kita ingat bahwa salah satu tujuan PAUD adalah untuk menyiapkan anak agar anak lebih siap untuk memasuki tahapan pendidikan selanjutnya yaitu bangku sekolah dasar. Anak yang lulusan PAUD maka akan lebih siap daripada anak yang tidak dikutkan dalam PAUD. Jadi keputusannya adalah bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat diperlukan anak agar anak menjadi generasi yang siap dan berprestasi
sumber: http://www.al-maghribicendekia.com/2013/01/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini.html
Langganan:
Postingan (Atom)